Profil Desa Bumiroso

Ketahui informasi secara rinci Desa Bumiroso mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bumiroso

Tentang Kami

Desa Bumiroso di Kecamatan Watumalang, Wonosobo, merupakan sentra agribisnis Salak "Nguda Rasa" yang khas dan pusat pelestarian kesenian Lengger. Desa ini memadukan keunggulan pertanian buah lokal dengan kekayaan budaya di tengah lanskap perbukitan yang s

  • Sentra Salak "Nguda Rasa"

    Bumiroso adalah pusat utama budidaya dan pengembangan Salak varietas "Nguda Rasa," buah unggulan dengan cita rasa unik yang menjadi ikon dan motor penggerak ekonomi desa.

  • Benteng Kesenian Lengger

    Desa ini dikenal sebagai salah satu basis pelestarian Tari Lengger Wonosobo yang paling aktif, dengan banyak sanggar dan seniman yang terus meregenerasi tarian tradisional tersebut.

  • Potensi Agrowisata Terpadu

    Perpaduan antara kebun salak yang luas, kekayaan budaya Lengger, dan keindahan alam perbukitan menjadikan Bumiroso memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata budaya yang otentik.

XM Broker

Desa Bumiroso, sebuah kawasan subur yang terhampar di perbukitan Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, merupakan etalase sempurna dari sinergi antara keunggulan agrikultur, kekayaan budaya dan semangat inovasi masyarakat. Dikenal luas sebagai "ibu kota" dari Salak varietas Nguda Rasa, sebuah buah eksotis dengan cita rasa unik, Bumiroso telah memantapkan posisinya sebagai salah satu sentra agribisnis paling vital di Wonosobo. Di sela-sela rimbunnya kebun salak, desa ini juga menjadi benteng pertahanan bagi kesenian Tari Lengger, salah satu warisan budaya paling berharga di dataran tinggi Dieng.Nama "Bumiroso," yang dapat diartikan sebagai "tanah yang berasa" atau "tanah yang subur," benar-benar tecermin dalam setiap jengkal lahannya yang produktif. Masyarakatnya tidak hanya piawai dalam mengolah tanah, tetapi juga dalam merawat dan meregenerasi budaya leluhur. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai lapisan keistimewaan Desa Bumiroso, dari kondisi geografisnya yang mendukung, fenomenanya sebagai pusat Salak Nguda Rasa, perannya sebagai penjaga Tari Lengger, hingga potensi besarnya di bidang agrowisata terpadu.

Geografi Subur di Perbukitan Watumalang

Secara administratif, Desa Bumiroso tercatat dalam sistem pemerintahan dengan Kode Kementerian Dalam Negeri 33.07.02.2015. Desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Watumalang, sebuah wilayah yang secara umum memiliki karakteristik topografi berbukit-bukit dengan lembah-lembah yang subur. Desa Bumiroso beruntung berada di salah satu zona paling produktif di kecamatan tersebut.Luas wilayah Desa Bumiroso yaitu sekitar 219,65 hektare atau 2,20 kilometer persegi. Sebagian besar dari wilayah ini merupakan lahan pertanian produktif, yang didominasi oleh perkebunan salak. Kebun-kebun salak milik warga terhampar luas di lereng-lereng perbukitan, menciptakan lanskap hijau yang khas dan meneduhkan. Batas-batas wilayahnya meliputi: di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Krinjing; di sisi timur, berbatasan dengan Desa Gondang; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasuruhan; dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Gumawang Kidul.Kondisi tanah vulkanik yang gembur, dikombinasikan dengan agroklimat dataran tinggi yang sejuk dan curah hujan yang cukup, menciptakan habitat yang ideal bagi pertumbuhan salak berkualitas premium. Kesuburan alam inilah yang menjadi anugerah terbesar dan fondasi utama bagi kemakmuran masyarakat Desa Bumiroso dari generasi ke generasi.

Demografi dan Karakter Masyarakat Petani-Seniman

Masyarakat Desa Bumiroso dikenal ulet, kreatif, dan memiliki ikatan komunal yang kuat. Kehidupan mereka sangat lekat dengan dua hal: kebun salak dan panggung kesenian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Watumalang dalam Angka 2023", jumlah penduduk Desa Bumiroso tercatat sebanyak 4.145 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.128 penduduk laki-laki dan 2.017 penduduk perempuan.Dengan luas wilayah 2,20 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Bumiroso mencapai sekitar 1.884 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan kepadatan yang cukup ideal untuk sebuah desa agraris, di mana area pemukiman dan lahan pertanian masih sangat seimbang.Mayoritas mutlak penduduknya bermata pencaharian sebagai petani salak. Keterampilan budidaya salak telah diwariskan secara turun-temurun, dari teknik pembibitan, perawatan, penyerbukan (salibu), hingga panen. Namun yang membuat masyarakat Bumiroso unik ialah banyaknya di antara mereka yang juga berprofesi sebagai seniman Lengger. Tidak jarang seorang petani salak pada siang hari akan berubah menjadi penari atau penabuh gamelan pada malam harinya. Perpaduan identitas sebagai "petani-seniman" ini membentuk karakter masyarakat yang tangguh dalam bekerja sekaligus luwes dan ekspresif dalam berkesenian.

Fenomena Salak Nguda Rasa: Ikon Agribisnis Desa

Keistimewaan utama dan motor penggerak ekonomi Desa Bumiroso ialah Salak varietas Nguda Rasa. Nama "Nguda Rasa" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "meremajakan rasa" atau "rasa yang muda," merujuk pada sensasi rasanya yang segar dan unik. Berbeda dari salak pada umumnya, Salak Nguda Rasa memiliki perpaduan rasa manis, sedikit asam, dan sepat yang menyegarkan, dengan daging buah yang tebal, renyah, dan kandungan air yang banyak.Hampir seluruh lahan pertanian di Bumiroso didedikasikan untuk budidaya salak ini. Para petani telah mengembangkan teknik budidaya yang unggul untuk menghasilkan buah berkualitas premium. Buah salak dari Bumiroso tidak hanya dipasarkan dalam bentuk segar, tetapi juga telah dikembangkan menjadi berbagai produk olahan bernilai tambah oleh kelompok-kelompok wanita tani (KWT) dan UMKM lokal. Produk turunan seperti dodol salak, keripik salak, sirup, hingga kopi biji salak telah menjadi oleh-oleh khas yang banyak dicari.Pemerintah desa dan kelompok tani sangat aktif dalam mempromosikan Salak Nguda Rasa. Berbagai festival dan pameran seringkali diikuti untuk memperkenalkan keunggulan salak ini ke pasar yang lebih luas. Keberhasilan dalam membangun branding Salak Nguda Rasa telah secara signifikan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani di Desa Bumiroso.

Benteng Pelestarian Kesenian Tari Lengger

Di samping reputasinya sebagai surga salak, Desa Bumiroso juga memegang peranan krusial sebagai salah satu benteng utama pelestarian kesenian Tari Lengger Wonosobo. Tarian tradisional yang enerjik dan sarat makna ini hidup dan berdenyut kencang di desa ini. Terdapat beberapa sanggar tari yang aktif melakukan pembinaan dan regenerasi penari, baik penari perempuan (lengger) maupun penari laki-laki yang berdandan seperti perempuan (inang).Kesenian Lengger bukan sekadar tontonan, melainkan bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan masyarakat Bumiroso. Tarian ini seringkali dipentaskan dalam berbagai hajatan warga seperti pernikahan, khitanan, atau perayaan desa seperti bersih desa (merdi desa). Kehadiran Lengger dalam setiap acara penting menjadi penanda identitas budaya dan sarana untuk mempererat ikatan sosial.Para seniman di Bumiroso, baik yang senior maupun yang muda, memiliki dedikasi yang tinggi untuk menjaga keaslian dan marwah tarian ini. Mereka tidak hanya tampil di tingkat lokal, tetapi juga sering diundang untuk berpartisipasi dalam festival budaya di tingkat kabupaten maupun provinsi. Keberadaan para maestro dan seniman muda Lengger di Bumiroso menjadi jaminan bahwa warisan budaya agung ini akan terus lestari dan berkembang di masa depan.

Potensi Agrowisata Budaya yang Menjanjikan

Perpaduan unik antara hamparan kebun salak yang produktif dengan kehidupan seni tradisi yang semarak membuka potensi besar bagi Desa Bumiroso untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata budaya. Konsep wisata ini akan menawarkan pengalaman yang holistik dan otentik bagi para pengunjung.Wisatawan tidak hanya dapat menikmati pengalaman memetik Salak Nguda Rasa langsung dari pohonnya, tetapi juga dapat belajar tentang proses budidayanya dari para petani. Mereka juga dapat mengunjungi sanggar-sanggar Tari Lengger, melihat proses latihan, berinteraksi dengan para seniman, bahkan mencoba belajar beberapa gerakan dasar tarian tersebut. Jika kunjungan dilakukan pada waktu yang tepat, wisatawan dapat menyaksikan pertunjukan Lengger secara langsung dalam sebuah upacara adat.Pengembangan agrowisata ini dapat dikelola oleh BUMDes atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Paket-paket wisata yang menggabungkan tur kebun salak, lokakarya produk olahan salak, dan pertunjukan seni Lengger akan menjadi daya tarik yang sangat kuat. Inisiatif ini akan menciptakan sumber pendapatan baru, membuka lapangan kerja, sekaligus menjadi sarana promosi yang efektif bagi produk unggulan dan budaya luhur Desa Bumiroso.

Penutup

Desa Bumiroso adalah contoh cemerlang bagaimana kekayaan alam dan kearifan budaya dapat berjalan beriringan untuk menciptakan kemakmuran dan identitas yang kuat. Manisnya Salak Nguda Rasa tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi tulang punggung ekonomi yang menyejahterakan ribuan warganya. Sementara itu, hentakan kaki dan keluwesan gerak para penari Lengger tidak hanya menghibur, tetapi juga menjaga jiwa dan warisan leluhur agar tetap hidup.Dengan fondasi agribisnis yang solid dan kekayaan budaya yang otentik, Desa Bumiroso memiliki masa depan yang sangat cerah. Melalui pengembangan konsep agrowisata budaya yang terencana dan berkelanjutan, desa ini berpotensi besar untuk menjadi salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Wonosobo, yang menawarkan pengalaman tak terlupakan tentang "rasa" tanah dan "rasa" budaya yang sesungguhnya.